Traveling Pintar dengan Work Trade

Meneruskan satu fragmen dari tulisan Tanam Sendiri Makananmu ini, saya tertarik untuk mengulas sebuah cara bagi para “low budget traveler” bisa bepergian dengan murah dan sarat ilmu. Yakni dengan melakukan Work Trade. Istilah ini baru saya pahami belakangan ini, dan belum menemukan padanan yang pas dalam Bahasa Indonesia. Mungkin yang mendekati adalah program “Magang“, hanya saja terdapat beberapa hal yang membedakan keduanya.

Yang saya pahami dari istilah Work Trade adalah sebuah proses jual beli pekerjaan, atau memperdagangkan pekerjaan. Artinya, ada pihak yang “menjual” pekerjaan, dan ada pihak yang “membeli” pekerjaan.

Dalam  Work Trade terdapat 2 pihak yang terlibat :

Host

Host adalah pihak yang menyediakan pekerjaan. Host ini membuka lowongan bagi volunteer untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Sebagai kompensasinya, host menyediakan akomodasi dan makanan selama volunteer tersebut tinggal. Biasanya, mereka yang menyediakan kesempatan Work Trade adalah para pemilik usaha pertanian organik, homestay, hostel khusus backpacker, perkebunan, pertukangan atau restoran.

Volunteer atau Worktrader

Volunteer atau worktrader adalah mereka yang “memperdagangkan” keahlian dan tenaganya dengan akomodasi dan makanan kepada Host. Biasanya, mereka harus mengerjakan beberapa aktivitas yang disediakan oleh Host selama 3-5 jam per hari, tergantung dari perjanjian di awal antara keduanya. Salah satu yang mempengaruhi proses negosiasi adalah kompetensi volunteer, apakah sesuai dengan pekerjaan yang harus diselesaikan atau tidak.

Nah, salah satu titik tekan dalam Work Trade adalah, ia menjadi media pertukaran budaya (culture exchange) dan kesempatan belajar (learning opportunity). Bukan sekedar kesempatan jalan-jalan biasa. Bisa jadi, volunteer sama sekali tidak dibayar oleh host, hanya mendapatkan akomodasi dan konsumsi selama program berjalan. Hal ini  menjadi kesempatan bagi kedua pihak untuk saling belajar kultur yang berbeda.

Sebenarnya, ada beberapa referensi dengan istilah berbeda, seperti Help Exchange atau Inter Exchange, meskipun terdapat beberapa perbedaan kecil.

Nah, jika tertarik menjajal pengalaman menjadi worktrader, ada sebuah situs yang memfasilitasi host dan volunteer untuk bertemu. Silakan diakses di sini : worktrade.org 

worktrade

Situs ini menyediakan kalian bisa :

  • Menemukan Host di lebih dari 135 negara
  • Membuat profil yang berisi informasi volunteer, misalnya keahlian/kompetensi, ketertarikan, dan tempat-tempat yang disukai
  • Membuat review host yang pernah disinggahi
  • Berkenalan dengan traveler lain dan saling berbagi cerita

Jadi, ini semacam sosial media khusus mereka yang menjalani pengalaman ber-Work Trade. Saya sendiri belum mencoba untuk Sign Up di situs ini untuk melihat lebih jauh, mungkin bisa kalian coba sendiri ya. Hehe. Jadi belum bisa memberikan tesimoni.

Beberapa keuntungan dengan melakukan Work Trade.

  • Bisa menekan biaya traveling, karena mendapatkan akomodasi dan konsumsi secara gratis
  • Menemukan teman baru. Sebagian besar pelaku Work Trade menempatkan orang-orang sebagai kawan, bahkan saudara
  • Menemukan kultur/budaya baru yang berbeda. Volunteer akan disuguhi dengan budaya yang baru, makanan, dialektika dari setiap negara yang dikunjungi.
  • Belajar Bahasa yang baru. Dengan mengunjungi negara yang berbeda, volunteer bisa belajar bahasa setempat, atau bisa juga menyesuaikan negara tujuan dengan ketertarikan bahasa yang sedang dipelajari.
  • Menambah isian Curriculum Vitae. Jelas, pengalaman ini bisa dimasukkan dalam daftar riwayat hidup dan pekerjaan.
  • Ilmu dan keterampilan baru. Tentu saja, karena volunteer diharuskan mengerjakan sesuatu yang akan membantu host. Dalam proses itu, banyak hal yang bisa dipelajari.

worktrade2

Seru kan? Lebih seru lagi, itu bisa menambah foto-foto kalian di instagram. Hehe. Satu lagi : As a volunteer you will become part of the society, permitting you to turn into an explorer, instead of a vacationer.

Bahkan, ada cerita tentang sepasang suami istri dari Portugal, yakni Miguel dan Mariana yang menghabiskan 13 bulan untuk melakukan program ini, singgah di 14 host. Mereka mengunjungi barbagai negara, seperti Taiwan, Singapura, Vietnam, Maroko, Malaysia dan Thailand. Dan mereka tidak ingin berhenti. Keren gak tuh. Silakan simak ceritanya di situs ini : workaway.info

workaway

Ternyata, banyak kesempatan yang menakjubkan ya, mumpung masih muda, sebaiknya hal-hal seperti ini bisa dicoba. Terutama untuk pasangan muda yang belum repot, hehe. Jangan sampai kurang piknik, seperti saya yang harus menunggu setidaknya 2 taun lagi sampai kedua anak saya cukup besar untuk diajak bepergian seperti ini.

Oke, sekian tulisan ini, semoga menginspirasi.